
BRMP JATIM DAMPINGI KOMISI IV DPR RI TINJAU PG REJO AGUNG BARU
Madiun, 3 Juli 2025 - Kepala Balai Penerapan Modernisasi Pertanian Jawa Timur, Dr. Ismatul Hidayah, SP, MP bersama dengab Ketua Tim Kerja Program dan Evaluasi, Ratih Sandrakirana, SP, M.Sc turut mendampingi kunjungan kerja Komisi IV DPR-RI ke Pabrik Gula Rejo Agung Baru di Kota Madiun. Kunjungan ini menjadi bagian dari rangkaian upaya pemerintah dalam mengevaluasi dan mempercepat pencapaian target swasembada gula nasional.
Dalam kesempatan tersebut Bapak Daniyanto, selaku Direktur Utama PT Rajawali I menyampaikan bahwa produksi rendemen gula masih di bawah 7% selama musim hujan, sementara target nasional berada di angka 7,5%. Beliau menekankan pentingnya peningkatan produktivitas dan efisiensi, terutama dalam menghadapi kondisi iklim kemarau basah yang tengah terjadi. Selain itu brliau juga menyebutkan bahwa dari total produksi gula nasional sebesar 2,6 juta ton termasuk produksi dari sektor swasta, Indonesia masih mengalami kekurangan sekitar 400 ribu ton yang harus dipenuhi melalui impor. Hal ini menjadi tantangan besar dalam mewujudkan swasembada gula yang ditargetkan oleh pemerintah.
Walikota Madiun, Dr. Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd, turut hadir dan menyampaikan success story pengendalian inflasi di Kota Madiun yang berhasil dicapai melalui inovasi pertanian salah satunya adalah penggantian varietas cabai dengan jenis Carolina Reaper yang memiliki tingkat kepedasan 10 kali lipat dari cabai biasa, sehingga dapat menekan harga cabai di pasar. Ia juga memperkenalkan inisiatif Warung Tekan Inflasi (Wartek) yang kini telah tersebar di 7 lokasi sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan dan mengendalikan harga di tingkat konsumen.
Sementara itu, Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, SE, M.Si, selaku Ketua Rombongan Komisi IV DPR RI menyoroti defisit produksi gula nasional yang masih menjadi PR bersama antara Komisi IV dan mitra-mitra kerjanya. Dalam kesempatan yang sama beliau juga menyampaikan apresiasi atas komitmen Pemkot Madiun dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
Selanjutnya Direktur ID Food memaparkan peran ID Food dalam mendukung swasembada gula dengan mengelola 6 pabrik gula yang tersebar di Jabar dan Jatim, serta menjalin kemitraan dengan lebih dari 24.000 petani tebu. Secara nasional, kontribusi ID Food terhadap produksi gula mencapai 12%, sementara PT Perkebunan Nusantara (PTPN) berkontribusi sebesar 38%. Tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah perubahan iklim yang menyebabkan penurunan rendemen tebu, sehingga peningkatan provitas dan pengembangan sistem manajemen air menjadi sangat krusial. Sementara itu Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional, Dr. Drs. Sarwo Edhy, SP, MP, MH menegaskan bahwa stok Gula Kristal Putih (GKP) di Jawa Timur berada dalam kondisi aman untuk tahun ini. Beliau juga memaparkan strategi penguatan distribusi dan ketersediaan pangan nasional. Pernyataan teraebut didukung oleh Ir. Hendroatmojo Bagus Hudoro, M.Sc selaku Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian, yang dalam paparannya menjelaskan bahwa luas areal tebu nasional saat ini mencapai 520 ribu Ha dengan dominasi tebu rakyat seluas 316 ribu Ha. Beliau menekankan pentingnya perluasan areal tanam hingga 700 ribu hektar dan penggunaan varietas unggul sebagai bagian dari upaya percepatan swasembada gula.
Kegiatan ditutup dengan diskusi interaktif bersama petani tebu, membahas secara langsung permasalahan di lapangan, seperti harga jual, serta akses teknologi. Kunjungan ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat sinergi lintas lembaga demi mewujudkan swasembada gula di Indonesia